Penulis: Admin Program Studi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Alma Ata (UAA) sukses menyelenggarakan Konferensi Internasional The 7th Asia-Pacific Partnership on Health and Nutrition Improvement (APHNI) 2025, pada Rabu, 5 November 2025, bertempat di The Alana Yogyakarta Hotel and Convention Center.
Acara ilmiah bergengsi ini mempertemukan para akademisi, peneliti, dan praktisi kesehatan dari berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik untuk berbagi gagasan dan hasil penelitian terkini mengenai peningkatan kesehatan global. Tahun ini, konferensi mengusung tema:
“Implementing Evidence-Based Practices to Improve Maternal and Child Health and Prevent Chronic Disease: Strategies for Sustainable Impact.” (Implementasi Praktik Berbasis Bukti untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta Mencegah Penyakit Kronis: Strategi untuk Dampak Berkelanjutan).
Kolaborasi Global melalui Format Hybrid
APHNI 2025 digelar dalam format hybrid, yang memadukan kehadiran peserta secara luring dan daring melalui platform Zoom. Model ini memastikan partisipasi setara antara peserta dari dalam dan luar negeri serta memperluas dampak ilmiah konferensi.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Alma Ata dengan pemukulan gong, menandai dimulainya rangkaian diskusi ilmiah internasional yang berfokus pada kolaborasi dan keberlanjutan di bidang kesehatan.
Pakar Dunia Hadir dalam Tiga Sesi Pleno
Konferensi menghadirkan tiga sesi pleno utama yang diisi oleh para ahli internasional:
- Sesi 1: Nutrition and Medicine
menghadirkan Dr. Mika Matsuzaki, Ph.D., MPH., MS dan Prof. Joel Gittlesohn dari Johns Hopkins University, USA, serta Dr. Yang Liu dari China Medical University, China.
- Sesi 2: Pharmacy and Hospital Administration yang dipandu oleh apt. Eva Nurinda, M.Sc., dosen Program Studi Farmasi FKIK UAA.
Sesi ini menghadirkan:
- Assoc. Prof. Pongtip Sithisarn – Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand dengan topik “Harnessing Traditional Wisdom: Ethnomedicine Innovations for a Resilient and Sustainable Global Health System.”
Beliau menyoroti riset etnomedisin Asia Tenggara sebagai sumber inovasi farmasi modern yang berkelanjutan. - dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H., M.Kes. – Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata dengan topik “Innovations in Sustainable Hospital Management for Improved Non-Communicable Disease Care.”
Beliau menekankan pentingnya integrasi peran farmasis, klinisi, dan manajer rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi layanan serta pengendalian penyakit tidak menular.
Sesi ditutup dengan diskusi interaktif dan penyerahan sertifikat penghargaan kepada pembicara, yang disampaikan oleh Ibu Eka. Suasana akademik semakin hangat dengan pembagian doorprize bagi peserta aktif.
- Sesi 3: Midwifery and Nursing
menampilkan Assoc. Prof. Dr. Siti Roshaidai binti Mohd Arifin dari International Islamic University Malaysia dan Dr. Jie Zhong, Ph.D., RN dari The University of Hong Kong, yang membahas integrasi layanan kesehatan mental dan pencegahan penyakit kronis dalam praktik kebidanan dan keperawatan.
Diseminasi Riset Melalui Sesi Paralel
Selain plenary session, APHNI 2025 juga menjadi ajang penting diseminasi hasil penelitian melalui Sesi Presentasi Oral Paralel yang berlangsung pukul 11.00–14.15 WIB.
- Ruang Pandu (Offline): fokus pada Health Sciences, meliputi farmasi, kesehatan ibu-anak, epidemiologi, kedokteran klinis, dan manajemen layanan kesehatan.
- Ruang Parikesit (Offline): fokus pada Nutrition and Food Science, mencakup gizi masyarakat dan ilmu pangan biomedis.
Setiap pemakalah diberi waktu 7 menit dengan maksimal 10 slide untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Dosen dan peneliti FKIK Universitas Alma Ata, khususnya dari bidang farmasi, menampilkan beragam riset unggulan yang berpotensi dipublikasikan di jurnal Scopus-indexed, seperti penelitian mengenai bahan alam, farmakologi, dan inovasi terapi berbasis etnomedisin.
Mendorong Kolaborasi dan Publikasi Internasional
Menurut apt. Eva Nurinda, M.Sc., partisipasi aktif FKIK UAA dalam APHNI 2025 menjadi momentum penting untuk memperluas jaringan kolaborasi riset internasional.
“Forum APHNI membuka ruang kolaborasi dan publikasi bersama dengan universitas luar negeri. Topik-topik seperti etnomedisin dan farmasi berkelanjutan sangat relevan dengan arah riset dosen Universitas Alma Ata menuju jurnal bereputasi Scopus,” ujarnya.
FKIK Universitas Alma Ata berkomitmen memperkuat perannya sebagai pusat pendidikan dan penelitian kesehatan yang berdaya saing global, dengan fokus pada riset yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dari Yogyakarta untuk Kesehatan Dunia
Keberhasilan penyelenggaraan The 7th APHNI Conference 2025 menegaskan posisi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata sebagai pelopor kolaborasi ilmiah di kawasan Asia-Pasifik.
Dari Yogyakarta, FKIK UAA terus menghadirkan inovasi berbasis kearifan lokal untuk mendukung sistem kesehatan global yang tangguh dan berkelanjutan.“Dari Alma Ata, kita menebar ilmu dan inspirasi — untuk Indonesia dan dunia,” tutup dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H., M.Kes., Dekan FKIK Universitas Alma Ata.