Disusun Oleh: apt. Emelda, M.Farm.

Bagi para penyanyi sinden, qori, hingga pembicara publik di Indonesia, kencur bukanlah nama yang asing. Sering dijuluki sebagai “rahasia suara merdu”, rimpang kecil ini telah menjadi andalan turun-temurun untuk menjaga kejernihan vokal dan kesehatan tenggorokan. Namun, di balik tradisi mengunyah kencur mentah atau meminum beras kencur, terdapat mekanisme farmakologi yang kompleks. Dunia farmasi modern kini menyoroti Kaempferia galanga L. bukan sekadar bumbu dapur, melainkan sumber senyawa bioaktif yang potensial.

Kekuatan kencur terletak pada kandungan minyak atsirinya yang khas. Dalam tinjauan farmasi, efektivitas kencur ditentukan oleh senyawa metabolit sekunder yang dikandungnya. Senyawa penanda (marker compound) yang paling dominan dan krusial dalam kencur adalah Etil p-metoksisinamat atau sering disingkat EPMS. Selain itu terdapat senyawa Borneol dan Kamphene yang memberikan aroma khas, memberikan efek hangat dan membantu penyerapan obat lokal. Kencur juga mengandung Cineol yang berperan dalam melegakan pernapasan.

Mengapa kencur dikaitkan dengan suara yang indah ???

Secara farmakologis mekanisme ini dapat dijelaskan ke dalam tiga mekanisme utama pada sistem pernapasan, yaitu :

    1. Aktivitas Mukolitik dan Ekspektoran Kencur membantu mengencerkan sputum (dahak) yang menempel pada saluran pernapasan dan pita suara. Dengan berkurangnya viskositas mukus, dahak lebih mudah dikeluarkan, sehingga resonansi suara menjadi lebih jernih dan tidak “serak”.

    1. Anti-inflamasi Lokal Kelelahan vokal seringkali disebabkan oleh inflamasi (peradangan) ringan pada laring atau faring. Senyawa EPMS dalam kencur bekerja menghambat mediator inflamasi (seperti prostaglandin), sehingga mengurangi pembengkakan dan rasa sakit pada tenggorokan.

    1. Efek Hangat dan Vasodilatasi Sifat hangat dari minyak atsiri kencur memicu vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) ringan di area tenggorokan, yang memperlancar aliran darah dan merelaksasi otot-otot di sekitar pita suara.

Meskipun potensinya besar, tantangan dalam industrialisasi farmasi kencur meliputi: Standarisasi untuk memastikan kadar EPMS yang konsisten dalam setiap panen, mengingat faktor tanah dan iklim sangat berpengaruh dan Stabilitas, karena minyak atsiri kencur mudah menguap, sehingga formulasi sediaan modern (seperti tablet hisap, nanoemulsi, atau patch) memerlukan teknologi enkapsulasi khusus agar zat aktifnya tidak hilang.

REFERENSI

Khairullah, A. R., Solikhah, T. I., Muhammad, A. A. N., Hanisia, R. H., Puspitarani, G. A., Fadholly, A., & Ramandinianto, S. C. (2021). Medicinal importance of Kaempferia galanga L.(Zingiberaceae): A comprehensive review.

Lestari, E. D. P., Widyarti, S., & Sumitro, S. B. (2022, October). Determination of herbal combinations based on mucoadhesive properties. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1097, No. 1, p. 012071). IOP Publishing.

Pham, N. K., Nguyen, H. T., & Nguyen, Q. B. (2021). A review on the ethnomedicinal uses, phytochemistry and pharmacology of plant species belonging to Kaempferia L. genus (Zingiberaceae). Pharmaceutical Sciences Asia48(1).

Shetu, H. J., Trisha, K. T., Sikta, S. A., Anwar, R., Rashed, S. S. B., & Dash, P. R. (2018). Pharmacological importance of Kaempferia galanga (Zingiberaceae): A mini review. International Journal of Research in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences3(3), 32-39.