Oleh: apt. Nurul Kusumawardani, M. Farm
Melihat buah hati tumbuh sehat, cerdas, dan aktif adalah impian setiap orang tua. Di tengah cita-cita besar bangsa kita menuju Indonesia Emas 2045, kesehatan anak-anak menjadi pondasi yang kuat. Sejalan dengan semangat Kemandirian Kesehatan, Ayah dan Bunda memegang peran kunci sebagai pelopor kesehatan di rumah.
Namun, seringkali kita bingung. Saat anak susah makan (GTM), apakah harus langsung memberikan suplemen sirup warna-warni? Bagaimana yang sebenarnya direkomendasikan oleh ahli?
Sebagai Apoteker, saya ingin mengajak Ayah dan Bunda memahami peta jalan pemberian suplemen yang tepat, aman, dan rasional berdasarkan rekomendasi medis terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan WHO.
Menuju Indonesia Emas 2045, orang tua memegang peran kunci dalam mencetak generasi cerdas dan bebas stunting. Namun, di tengah banjirnya informasi, kebingungan sering terjadi: “Anak saya butuh vitamin apa? Kapan harus minum obat nafsu makan?”
Sebagai Apoteker, saya merangkum panduan Swamedikasi Aman berdasarkan rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan WHO agar Ayah Bunda tidak salah dalam memilih multivitamin bagi anak.
Prinsip Dasar: Makanan adalah Pondasi Utama
Suplemen hanyalah pelengkap (supplement), bukan pengganti makan. Berikan suplemen hanya pada 3 kondisi berikut ini:
- Saat Asupan Gizi Kurang: Suplemen diperlukan ketika anak mengalami kesulitan makan dalam jangka waktu tertentu sehingga kebutuhan nutrisi harian dari makanan utuh (whole food) tidak tercapai. Hal ini penting untuk mencegah kekurangan gizi yang dapat menghambat pertumbuhan.
- Setelah Sakit atau Dalam Masa Pemulihan: Ketika anak baru sembuh dari sakit, tubuh membutuhkan energi lebih untuk memperbaiki sel-sel tubuh, namun sering kali nafsu makan justru menurun. Pada fase ini, pemberian suplemen sangat dianjurkan untuk membantu mengembalikan stamina dan nafsu makan anak.
- Atas Anjuran Dokter: Pemberian suplemen terbaik adalah yang didasari oleh konsultasi medis. Dokter dapat menilai apakah anak memiliki kondisi medis tertentu yang membutuhkan intervensi suplemen, sehingga dosis dan jenisnya tepat sasaran.
Berbeda dengan anggapan umum bahwa anak butuh “suplemen penambah nafsu makan”, IDAI justru menyoroti 4 mikronutrien spesifik yang krusial untuk otak dan pertumbuhan fisik:
A. Vitamin A: Mata & Imunitas
Manfaat Utama: Memberikan anak dua dosis tinggi Vitamin A merupakan salah satu cara paling efektif dari segi biaya (cost-effective) untuk melindungi anak dari kebutaan, diare, dan penyakit mematikan lainnya. Orang tua harus lebih proaktif mencari akses suplementasi ini (misalnya melalui Posyandu). Utamakan makanan bergizi seimbang sebagai sumber nutrisi utama. Pastikan anak tetap mendapatkan suplementasi dasar wajib seperti Vitamin A untuk perlindungan jangka panjang.Informasi Penggunaan: Bawa Anak ke Posyandu/Puskesmas setiap Februari dan Agustus untuk mendapat kapsul Vitamin A dosis tinggi gratis (Biru: 6-11 bulan, Merah: 12-59 bulan).
B. Zat Besi (Iron)
Kekurangan zat besi (Iron Deficiency) adalah penyebab utama anak mudah lelah, kurang konsentrasi, dan memiliki IQ yang tidak optimal?1. WHO merekomendasikan pemberian suplemen zat besi diminum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut dalam satu tahun dengan dosis sesuai dengan hasil pemeriksaan kondisi anak oleh dokter. Suplementasi zat besi disarankan rutin setiap hari selama 3 bulan berturut-turut setiap tahunnya, dimulai sejak anak berusia 6 bulan.
Saran: Konsultasikan dengan Apoteker atau Dokter untuk memilih sediaan zat besi yang “ramah” di lambung anak (tidak memicu mual) dan dosis yang tepat sesuai berat badan.
2. Saat memberikan zat besi, ada beberapa hal unik yang akan terjadi. Jangan panik, ini normal!
1. Fases (BAB) Berwarna Hitam: Jangan kaget jika BAB anak berubah menjadi hitam pekat. Ini adalah efek samping wajar dari zat besi yang terbuang lewat pencernaan.
2. Musuh Bebuyutan Zat Besi = Susu & Teh: Zat besi SULIT DISERAP jika bertemu kalsium (susu) atau tanin (teh).Cara Minum Salah: Minum sirup zat besi didorong dengan susu formula.
Cara Minum Benar: Minum zat besi dengan air jeruk (Vitamin C membantu penyerapan) atau air putih saat perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah minum susu).
C. Seng (Zinc): Tinggi Badan & Anti-DiareAyah Bunda, sering mendengar tentang Zinc saat anak diare? Ternyata manfaat mineral ini jauh lebih besar dari itu! Zinc sangat penting untuk pertumbuhan linear (tinggi badan) dan mencegah stunting, serta memperkuat dinding usus. Studi membuktikan asupan Zinc yang cukup berhubungan langsung dengan pertumbuhan tinggi dan berat badan yang lebih baik (terutama anak > 2 tahun).
| Kondisi Anak | Aturan Pemberian (Protokol) | Tujuan |
| Saat Diare | Wajib berikan selama 10 hari berturut-turut (jangan putus meski diare sudah berhenti). | Memperbaiki dinding usus yang rusak & mencegah diare berulang. |
| Pencegahan (Rutin) | Diberikan setiap hari selama 2 bulan, sesuai dengan kondisi anak dan petunjuk dari dokter, setiap 6 bulan sekali (Khusus usia 6-23 bulan). | Mencegah stunting, mendukung tumbuh kembang optimal. |
D. Vitamin D
Meski negara tropis, risiko defisiensi tetap ada karena gaya hidup indoor.
Rekomendasi: 400 IU per hari, terutama untuk bayi ASI eksklusif (karena ASI rendah vitamin D) hingga anak-anak. Jika anak sudah minum susu formula >1 liter/hari, suplementasi tambahan biasanya tidak diperlukan.
“Swamedikasi Tepat dan Aman”
Bagaiamna langkah ketika Ayah dan Bunda akan membeli suplemen ataupun vitamin di Apotek?
1. Kenali Bentuk Sediaan:
Drops (Tetes): Konsentrasi pekat (vol. kecil 0.3-1ml). Umumnya untuk bayi < 2 tahun. Gunakan pipet bawaan produk.
Sirup: Volume lebih besar (5ml). Umumnya untuk anak usia > 2 tahun.
2. Alat Takar Wajib Diperhatikan: JANGAN gunakan sendok teh atau sendok makan di rumah. Gunakan sendok dari kemasan obat.
3. Cek KLIK: Pastikan Kemasan baik, Label terbaca, Izin Edar (BPOM) ada, dan Kedaluwarsa aman.
Jangan ragu berkonsultasi. Apoteker siap membantu menyesuaikan kebutuhan dan menghitungkan dosis yang tepat sesuai berat badan anak Ayah Bunda. Mari wujudkan Indonesia Emas dimulai dari pemenuhan nutrisi yang tepat!
Daftar Pustaka:
- Daily Iron Supplementation in Infants and Children. Geneva: World Health Organization; 2016. Excetive Summary. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK362027/
- The Royal Children’s Hospital Melbourne. (2023, Agustus). Clinical Practice Guidelines: Iron deficiency. Diakses dari https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/iron_deficiency/
- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2017, 28 Agustus). Perlukah Suplementasi Vitamin dan Mineral pada Bayi dan Anak? Diakses dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak
- National Health Service (NHS). Vitamins for children. Diakses dari https://www.nhs.uk/baby/weaning-and-feeding/vitamins-for-children/
- World Health Organization (WHO). (2023, 9 Agustus). Vitamin A supplementation in infants and children 6–59 months of age. e-Library of Evidence for Nutrition Actions (eLENA). Diakses dari https://www.who.int/tools/elena/interventions/vitamina-children
- World Health Organization (WHO). (2017, Juli). Vitamin D supplementation in infants. e-Library of Evidence for Nutrition Actions (eLENA). Diakses dari https://www.who.int/tools/elena/bbc/vitamind-infants